Flashy Colorful Pink Yellow Green Star -->

Kamis, 20 Oktober 2016

Diposting oleh Maya Hu di 08.13 0 komentar


"Mana yang kalian suka musim semi atau musim gugur?"

Musim semi memang indah, bunga-bunga bermekaran dengan eloknya, daun-daun pun tak mau kalah menunjukan pesona hijaunya. Tapi bagi ku, musim gugur jauh lebih indah dari pada musim semi. Ya, aku menyukai musim gugur.
Membayangkan duduk dibawah pohon maple  dikala musim gugur datang sangatlah indah. Maple adalah jenis daun favoritku. Bentuknya unik, warnanya juga unik, dan takkan ku temukan di negara ku.

Negara ku tropis, hanya memiliki 2 musim (panas dan hujan). Bisa ku katakan setiap hari aku melihat musim semi di negaraku. Meskipun ada bunga ataupun daun yang gugur, itu bukanlah dikarenakan musim, tapi karena layu.
Sungguh membosankan memang menetap di negara tropis. Tidak bisa melihat indahnya maple  yang bersemi, maple berguguran, dan maple yang tertimbun salju. Itulah yang menjadi mengapa aku lebih menyukai musim gugur. Bisa kau bayangkan ketika kau sedang berjalan di bawah pohon yang daunnya gugur dikarenakan perubahan musim, wuaahh... menakjubkan. 

Pernah dan selalu aku berpikir aku ingin tinggal di negara 4 musim. Tak perlu pindah warga negara karena aku pasti akan merindukan rumah, hanya menyandang status WNA aku rasa  sudah cukup. So, dengan alasan itu semua aku berkeinginan tinggal di Korea Selatan. Tidak untuk menjadi mahasiswa, tapi menjadi pekerja Indonesia, bahasa lainnya Tenaga Kerja Indonesia. Tapi jika aku mandapatkan beasiswa S2 ke Korea Selatan aku takkan menolaknya. hehehe...
Walaupun aku sarjana ilmu komunikasi, TKI bukanlah pekerjaan buruk bagiku. 

Ketertarikan ku pada negara Korea, bukan hanya disebabkan oleh artis-artis K-Pop nya, melainkan dengan budaya, masyarakatnya, juga makanannya. Menurut penilaian ku, orang-orang Korea sangatlah sopan dan santun, selalu mengucapkan salam sambil membungkukkan badannya terlebih lagi terhadap orang yang umurnya lebih tua, sama seperti negara Jepang. Benar-benar berbeda dengan negara lainnya. Dahulu aku tidak menyukai Korea, dan aku tak punya alasan pasti untuk itu. Namun, lama-kelamaan aku merasa Korea adalah negara favorit ku peringkat pertama. Kalian tahu, besarnya keinginanku untuk bisa tinggal di Korea Selatan membuat ku giat mempelajari tulisan korea, Hangeul. Dan aku berhasil. Aku belajar melalui Youtube, juga google, hanya beberapa menit aku bisa menulisnya dan menghapal hurufnya, namun butuh beberapa hari untuk memperlancar menulis hangeul dan membacanya. Sekarang aku lancar membacanya juga menulis hangeul. Tak berhenti disitu, aku harus belajar lebih giat lagi, aku harus menghapal tiap-tiap kata dalam bahasa Korea, cara penulisan kalimat, kata ganti, dan lainnya. Aku bisa membaca hangeul, menulis hangeul, tapi aku tidak mengerti artinya apa. Aneh kan?

Impian ku tidaklah mustahil. Ini cita-cita ku, pilihan terakhir. Cita-cita ku banyak, aku selalu punya cita-cita cadangan, dan semua terkubur tanpa ku raih. Sering kali cita-cita ku bertentangan dengan orangtua, Benar-benar menyebalkan. Kupastikan impian ku yang satu ini takkan ada yang menentangnya. Aku tidak takut hidup merantau, saat kuliah juga aku merantau dan hidup sendiri, jadi aku sudah terbiasa. Yang harus ku lakukan ketika merantau ke luar negri ada adaptasi, adaptasi, dan adaptasi, serta menjalin hubungan baik dengan penduduk setempat.

Satu hal yang masih samar-samar, aku tidak tahu bagaimana caranya mendapatkan kerja di Korea Selatan yang terpercaya dan bukan penipuan. Banyak link-link yang menyalurkan tenaga kerja Indonesia ke luar negri, tapi masih kuragukan. Aku juga tidak punya teman yang berpengalaman kerja ke luar negri. Bingung, harus bertanya dengan siapa.

Aku membutuhkan bantuan kalian yang membaca tulisan di blog ini. Please...Please... Please... beri tahu aku  caranya mendapatkan link penyalur tenaga kerja ke luar ngeri khususnya Korea Selatan yang terpercaya. Aku sangat membutuhkannya, benar-benar membutuhkannya.

Aku ingin mewujudkan impian terbesar ku menjadi nyata, dan ingin membuat orang tua ku percaya serta membuktikan semua orang bahwa impian ku bukan hanya sekedar impian bodoh, atau khayalanku. Aku juga ingin merasakan 4 musim, terutama musim gugur, menikmati musim gugur di Korea Selatan bersama pasangan (Nb: jika punya pacar saat di Korea), berteman dengan masyarakatnya, juga makan makanan Korea setiap harinya. hihihi.... Ah ya, aku lupa, aku bisa masak tteokbokki, belajar dari youtube juga. :D









Maple saat musim gugur.. wuuuuaaaahhhhhh








Tteokbokki made by me. Masih berantakan, tapi enak loh.



Minggu, 11 Oktober 2015

KONFLIK ORANG TUA DAN REMAJA 18+

Diposting oleh Maya Hu di 12.57 0 komentar


 
95% orang tua di Indonesia memiliki ego yang sangat tinggi. Keegoisan akan lebih sering muncul ketika seorang anak beranjak ke usia remaja (18-23 tahun).  Pendapat Stanley Hall (Bapak Psiologi Remaja) bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. (http://netsains.net/)
            Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan. Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur, hingga masalah cinta. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja. (http://netsains.net/)
Pemberian nasihat atau pendapat kepada anaknya tak jarang berakhir dengan konflik. Mengapa bisa terjadi? Menurut pengamatan saya, dan pengalaman pribadi saya, pada umumnya orang tua terutama seorang ibu selalu menganggap diri sekaligus pendapatnya benar, dan tidak pernah salah. Bahkan ketika salah pun, mereka tidak merasa bersalah, serta enggan untuk meminta maaf kepada sang anak. Ada satu kalimat yang masi saya ingat, “orantua kasi nasihat untuk anaknya untuk kebaikan anaknya, tak ada orang tua yang ingin anaknya celaka.”  Ini benar! Tapi tetap saja tidak semua nasihat orangtua bisa ditelan mentah-mentah tanpa harus dicerna, orang tua juga bisa saja salah dalam pendapatnya karna orangtua hanya manusia bukan Tuhan.
Orang tua sering memberi nasihat yang dianggapnya “baik” kepada sang anak. Namun, nasihat tersebut belum tentu dapat diterima dengan baik, atau mungkin ditolak, atau diprotes secara nyata oleh si anak. Dalam hal ini seharusnya orang tua dapat berjiwa besar menrima penolakan pendapat dari si anak dan tak seharusnya diperdebatkan hingga menimbulkan konflik. Yang namanya pendapat pastilah berbeda, apalagi pendapat orang tua dan pendapat anaknya yang memasuki usia remaja.
Terlihat difilm-film barat atau film-film luar negri lainnya, menggambarkan orang tua disana dapat menjadi teman bagi si anak, dan selalu memberi kebebasan bagi anaknya untuk berpendapat serta mengijinkan mengaplikasikan pendapat tersebut kedalam kehidupannya. Beda sekali dengan kebiassaan orang Indonesia. Orang tua di Indonesia lazimnya jarang memberi “kebebasan” bagi anaknya, baik itu kebebasdan bergerak maupun kebebasan berpendapat. Bisa dibilang 9 dari 10 anak di Indonesia mengalami penekanan batin akibat orang tuanya. Seorang anak secara tidak langsung dipaksa untuk mengkuti keinginan orang tuanya dalam bertindak. Yang lebih menggelikannya lagi, bahkan dalam berpakaian pun si anak dituntut untuk mengikuti pilihan orangtuanya. Sungguh tertekan...
Umumnya orang tua di Indonesia hanya bisa menjadi orangtua saja bagi anaknya, tanpa bisa menjadi sahabat bagi anak-anak mereka karena memiliki sifat yang terlalu egois. Mungkin menurut mereka tindakan seperti itu bagus untuk si anak, namun pada kenyataannya belum tentu. Banyak sekali dampak yang akan ditimbulkan dari situasi orang tua dan anak yang selalu bertentangan, diantaranya pertama: jiwa anak akan tertekan karena harus mengikuti keinginan orangtuanya, kedua: anak akan selalu merasa bersalah akan argumennya, ketiga: tidak ada keterbukaan antara anak dan orang tua, keempat: akan ada tindakan yang dilakukan anak diluar dugaan orang tuanya.
Memasuk usia remaja akhir, sering terjadi konflik antara orangtua dan anak mengenai permasalahan cinta atau mencari pasangan. Sangat sering terjadi di Indonesia, orang tua melarang anaknya berpacaran dengan orang bertattoo, berbeda etnis, berbeda agama, berbeda latar belakang sosialnya, atau yang lainnya. Sebenarnya orang tua harus memahami juga, ketika memasuki usia remaja akhir si anak akan bebas memilih sesuai dengan kehendaknya, dan orang tua seharusnya hanya sekedar memberi pendapat saja layaknya seorang teman memberikan komentar, bukannya melarang atau memaksa si anak mengikuti perkataan orang tuanya. Sudah saatnya orang paham saat ini anaknya berada di level apa, harus bisa mengerti jika seorang anak beranjak dewasa dia akan punya pemikirannya sendiri.
 Untuk para orang tua, jadilah sahabat untuk anak-anak anda, dengan begitu anda akan merasa lebih dekat dengan anak anda, dan si anak akan lebih terbuka menganai masalah pribadinya. Tak semua anak mudah menceritakan masalah pribadinya kepada orangtua, sahabat atau buku diary-lah yang akan jadi tempat limpahan masalahnya. Untuk itu jadilah sahabatnya, dan beri solusi yang logika untuk setiap masalahnya. 

oleh: 
Maya Husna
Mahasiswa Ilmu Komunkasi Jurnalistik
Univ. Malikussaleh

Kamis, 24 September 2015

Bagaimana jika kalian jadi diri ku?

Diposting oleh Maya Hu di 07.30 0 komentar

Aku bukan perempuan kuat, tapi aku jg ga lemah. Aku juga tidak Pinter, tapi bukan berati aku bodoh.
Emang iya kalo dilihat sekilas, aku seperti org yg ga bisa dihandalkan, manja, ga bisa apa-apa. Maka dari itu,  kluarga ku sering meremehkan dan memojokkan ku.
Kadang aku sakit hati, selain diremehin ga jarang mereka membandingkan ku dgn adikku. Dan Hal itu bkan hnya terjadi sekali,  tapi berkali-kali, disetiap kesempatan pasti terlontar kata-kata yg membandingkan, meremehkan, Dan memojokkan ku.

Entahlah mereka sadar atau tidak, entah pernah terpikir atau tidak, bagaimana jika posisinya terbalik? Bagaimana jika mereka berada di posisi ku?

Mungkin mereka lupa, mereka juga manusia. Manusia ga Ada yg sempurna.
Aku ga pernah menganggap cemoohan yg berkali-kali dilontarkan  sebagai motivasi untuk maju. "Aku tidak pernah menganggap itu!!"

Aku yakin dibalik weak chasing ku ini Ada skill yg mereka ga punyai,  Ada kekuatan yg pernah mereka sadari.

Mereka siapa? Mereka cma bisa menilai dari luar, meski keluarga ga mgkin dia paham karakter asli ku gimana.

Trlalu sakit hati rasanya, jika ingat kelantaman mulut mereka.  Ku pikir,  aku ga salah kalo kelantaman mereka ku blas dgn emosi.

Seperti judul cerita ini, bagaimana jika mereka Yang jadi diri ku??
Seharusnya mereka berpikir sebelum berkata. Mereka bukan berhadapan dgn anak dibawah umur yg cma nurut tanpa membantah, atau cuma bisa diam tnpa menyela. Yg dihadapi gadis berusia 21thn, jika mereka lantam, aku bisa lebih lantam sebanrnya, dan aku tentu bisa meremehkan, membandingkan, memojokkan mereka. Mereka ga cukup cerdas dari aku. Tapi, pikiran ku masih sehat, aku milih diam Dan membatin bukan karna aku takut,  atau kalah, tapi karna ga gunanya bagi ku meladeni orang yang tidak sebanding dgn ku.

Tidak selamanya,  orang yg terlihat paok itu paok. Ilmuan terlihat Gila, tapi dia mampu menghasilkan sebuah temuan yg bermanfaat utk spanjang hidup manusia.
Jadi, jangan pernah meremehkan orang Yang seperti itu.

Justru, manusia yang besar mulut (bekoak sana, bekoak sini) itu paok, Dan akan menyembunyikan kebodohannya itu dengan cakap anginnya.

Saat ini aku ecek2nya mengalah.
Mengalah utk mempersiapkan diri menuju kesuksesan, setelah sukses akan ku beli mulut-mulut orang yg pernah menghina ku!

Senin, 06 Juli 2015

Termakan Zaman, atau Terbodohi Zaman?

Diposting oleh Maya Hu di 12.19 0 komentar

Menjamurnya sosial media membuat khalayak luas bukan hanya melek media, melainkan demam media. Pada umumnya, sosial media dibuat untuk memudahkan manusia untuk melakukan komunikasi dengan kerabat, saudara, atau pun mencari teman baru yang berlainan kota, provinsi, atau pun negara. Namun, hal ini sering disalahgunakan oleh sebagian pengguna media sosial. tak jarang media sosial dijadikan sebagai tempat penjualan bayi, hingga penjualan diri (PSK memasang foto porno sebagai profil picture). Hal ini tentu amat sangat disayangkan mengingat pengguna media sosial bukan hanya berumur 18+, melainkan anak di bawah umur juga merupakan penggunanya. Misalnya Facebook, akun ini di tahun 2015 diprediksi akan kembali tumbuh hingga menyentuh level 1.96 milyar. Cukup populer bukan dibandingkan media-media sosial lainnya? Dengan menggunakan Facebook saja situs porno dapat diakses dengan mudahnya, karena banyak akun-akun porno yang dibuat oleh manusia-manusia tak bertanggung jawab. Contoh lainnya, di Instagram  mulai marak penjualan bayi dengan memajang foto bayi yang didapat dari akun pengguna Instagram lainnya. Hal seperti ini dapat merugikan banyak orang pastinya.


Semenjak beredarnya media-media sosial terbaru seperi Path, Instagram, Kik, Tumblr, Ask.FM, dan lain sebagainya banyak orang-orang dari usia belia hingga orang tua yang over exist. Banyak sekali orang-orang sekarang ini pergi ke suatu tempat katakan "puncak Gunung Rinjani" untuk sekedar foto kemudian upload di semua sosial media yang dia punya. Makan es krim tingkat 1000 di foto, terus di upload. Sengaja pergi ke Cafe mewah, cuma untuk foto terus di upload (biar dikatain keren). Yang lebih parah lagi, ziarah ke makam, foto, terus di upload.  Oh God.... bener-bener manusia alay, udik, kampungan, norak!!!!!!!!!!!!!!!


Efeknya tidak cuma berhenti disitu. Perhatikan, setiap ada segerombolan muda-mudi yang nongkrong di Cafe mewah, cafe udik, atau cafe apapun, mereka bukan nongkrong untuk cerita-cerita atau becanda dengan temannya, namun seperti orang yang pamer GADGET. Selalu dipegang, dikotak-katik serasa orang sibuk, padahal cuma buka sosial media untuk stalking orang-orang (mantan, pacar kawan, anak alay, anak salon, anak apapun itulah).


Jika dilihat dari efek-efek negatif seperti di atas, sebenarnya masih banyak lagi efek negatifnya, dapat disimpulkan bahwa sosial media memberikan dampak buruk bagi khalayaknya, terutama bagi khalayakyang baru melek media. mungkin mereka akan terkena semacam "Shock Media Social".


Seharusnya, kita bisa mem-filter diri sendiri agar tidak terlalu terikut oleh zaman. Yang namanya dunia internet, takkan pernah berhenti berkembang sampai disini. Seiring berkembangnya zaman, akan lahir inovasi baru untuk menciptakan sebuah media sosial yang lebih sempurna. Bisa jadi minggu depan launching sosial media terbaru yang kemampuannya melebihi media sosial terdahulu. Jadi, jangan mau menjadi sesosok individu yang mudah dipengaruhi dan dibodohin oleh zaman. Terlalu mengikuti zaman agar tidak dibilang ketinggalan zaman, lama-kelamaan akan menjadi gangguan kejiwaan. Bagaimana mungkin? Tentu ada hubungan karena setiap melihat info apapun dari media yang kita gunakan, bila kita menginginkannya, tapi kita tidak bisa melakukannya, lama-lama jadi kepikiran,apalgi jika kita over atau berlebihkan mengingkannya, lama kelamaan itu akan mengganggu jiwa dan pikiran kita.


So, mulai sekarang cermatlah dalam memakai sosial media, jangan terlalu udik, apa-apa di update, apa-apa di upload, Keliatan banget baru punya gadget-nya. :D

Minggu, 10 Agustus 2014

Cerita ku!!

Diposting oleh Maya Hu di 23.55 0 komentar

SMA Negri 2 Model Binjai adalah sekolah yang paling ku idam-idamkan. Walaupun awal masuk ke sekolah itu mendapat larangan dari orangtua, tapi pada akhirnya aku tetep bisa bersekolah di SMA tersebut.
Tak terasa 3 tahun pun terlewati, dan aku tamat SMA tahun 2011.
Setelah tamat sekolah, memang aku tak berniat untuk kerja karna aku tau kemampuan skill ku yang masih sangat kurang. Aku lebih memilih kuliah atau sekedar khursus.

Rezeki... Aku lulus di universitas negri Unimal, Lhokseumawe.
Mulanya aku nolak mati-matian kuliah di sana, tapi akhirnya aku tetep aja kuliah di aceh.

Jujur aja, sangat sangat tersiksa rasanya harus melanjutkan studi ke daerah yang sama sekali tak ada hiburan, kota yang berlandasan syariat islam, dan begitu banyak larangan di kota tersebut. Ditambah lgi, harus menyesuaikan diri dengan orang-orang disana,, yang adat dan kebiasaannya berbeda dgn tempat tinggalku.

Semua rintangan itu bisa ku lewati. Tak terasa jg, kuliah ku sudah mencapai level atas.
Semester 7, semester yang paling ku tunggu-tunggu.
Semester ini semangatku berkobar-kobat bak api di siram bensin. Hahaha....
Ku harap semangat ini akan terus menyala hingga ke semester akhir nanti.

Sangkin semangatnya aku melalui semester ini, aku nekat magang sendirian. Padahl aku berharapnya ada temen dari kampus ku barengan magang dengan ku.

Baiklah, mungkin cerita ini bersambung. Karena kalau di tulia sekarang waktu tak kan cukup.
Am busy right now. ✋

Rabu, 06 Agustus 2014

On the job training..

Diposting oleh Maya Hu di 18.03 0 komentar

Pagi hari..
Ya setiap pagi, jam stgah 7 tepatnya. Aku sudah sampai di sebuah kantor media. Suasana sepi, sunyi, dan tenang menemani ku saat menyusuri koridor panjang, dan akhirnya masuk ke sbuah ruangan yg biasa ku tempati. Ruang redaksi,, itu nama utk ruangan yg lebarnya tak tau berapa meter, tpi ruangan ini cukup lebar.
Seperti biasa aku duduk di depan komputer ku, dan mendownload semua berita yg akan di tayangkN hari ni.
Membosankan bukan??

Dan yang lbih membosankan lgi, aku hanya tinggal sendirian anak magang di kantor itu. Kedua teman ku sudah slesai. Dulu selama ada mereka, aku selalu ikut siaran. Dan sekarang tidak lgi.
Dari pagi hingga siang nantik aku tetap duduk di kursi panas ku seorang diri.

Diruang ini ada seorang lelaki, tak perlu disebut namanya. Dia menangani acara untuk sore hari, sudah agak tua, dan sangat-sangat menyebalkan!!
Gara-gara dialah sebenarny aku tak lagi bisa masuk ke ruangan MCR utk ikut siaran.
Mgkin aku bagaikan babu utknya.

Begitulah kegiatan ku utk sebulan kedepan.

Selamat datang jenuh, bosan, suntuk.
Selamat atas sendiri mu diruangan ini maya.
Gud luck for me.

Sabtu, 22 Maret 2014

Pencerahan ini.. :)

Diposting oleh Maya Hu di 21.12 0 komentar


KORBAN FILM ASIA
Film Korea itu Cuma buat daya hayal jadi kacau balau. Bagaimna bisa? Tentu bisa dari segi manapun itu film korea memberikan efek yg tidak sehat.  >:o
AKU..
Bukanlah penggemar film-film romantic seperti film Korea. Tapi, disekelilingi ku, temanku penggemar film drama seperti itu. Akhirnya aku mencoba nonton film drama korea.
Film pertama yg ku tonton “My Girlfriend is GUMIHO”, gag terlalu terobsesi sih, tapi ragara nonton film itu aku gilak makan daging panggang. Sampek-sampek mamaku blg, aku mirip siluman rubah (Gumiho). -_-
Film kedua, “The Hiers”, muke gile ni film, sumpah terobsesi banget aku. Gara-gara film ini nih aku menghayal, & sekaligus punya harapan punya suami kaiak “Kim Tan (pemeran utama cowo). Bukan karna dia konglomerat, tapi sifatnya itu loh, apapun keadaannya tetap setia, melindungi, membela, mempertahankan, mencintai dgn murni, rela mengorbankan apapun demi pasangannya. “Romantis beud.......”  walaupun orangtuanya gag setuju, tapi dia gag nyerah, tetep sama pasangannya yg dari kalangan biasa sampai mereka berdua dapat restu dari keluarganya. Selain itu, dia ganteng, putih, bibirnya merah, tinggi, jalannya tegak & gagah. Wahh..... pokoknya idaman banget.
Sayangnya.... cowo paket komplit gtu Cuma ada di film-film romantis doang.

(-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩)​

Di dunia nyata mah, SULIT! Apalgi nyarik yang paket komplit gtu, berharap jomlo spnjang masa ajalah. -_____-!
          Drama korea “The Hiers” memang buat aku gag berhenti-henti ngarep pengen punya suami kaiak Kim Tan. Berharaaaaaaaaaaaaaaap.... banget.
Pengen juga diperlakukan kaiak gtu. Udh bosan, muak, & capek di kasarin terus samaa cowo, dicuekin. Walaupun sebenarnya sifat aku cuek, tapi aku pengennya dapat cowo yg gag cuek. Jadi nyambung gitu.
Aku = kutub utara, jdi harus dapat cowo = kutub selatan.
Biar akur, gag berantem mulu.
Tapi.......... (banyak kata tapi ya), kapan?? Kapan? Aku punya pacar kaiak gitu.
Udh finally kah cowo seperti itu Cuma ada di drama  Korea? 1 pun tak adakah di dunia nyata?  Atau aku cari suami orang Korea aja ya, atau Jepang.
Di film-film Jepang cowonya jg romantis, & setia kaiak di film “Koizora”. Beneran deh, pengen banget rasanya punya cowo kayak Kim Tan. Seandainya bisa ku dapatkan yang kayak gtu, pasti aku jadi cewek yang paliiiiiiiing bahagia, & aku bakalan belik lem setan, lalu ku letak ditangan dia dan tangan ku, terus kami pegangan tangan. So, tangan ku & tangan dia bisa lengket terus sampek kapan pun. :D

*Ku harap harapan ku serta mimpi ku menjadi nyata. Ku yakin suatu saat nanti akan terwujud. Pastikan ada hujan setelah panas, & ada pelangi stelah hujan.
 I believe it..*  ˆʃƪ)






 

Big Dreams Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea